Nama : Melda Wati Manik
Semester
: III
Mata
Kuliah : Homiletika Satu
Dosen : Dr. Abson Kawangung, M.Th.
Tugas :
Menentukan pokok Utama dan merumuskan Tema
PENDAHULUAN
Saat
Menolong Orang lain Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan
kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu (Mat 6:3) Sebuah keluarga muda baru
saja pindah rumah ke sebuah kota yang baru. Mereka sangat senang dapat tinggal
di lingkungan yang baik dan nyaman. Pada hari Minggu mereka mencari tempat
ibadah dan akhirnya bergabung pada sebuah gereja di dekat rumah mereka. Seusai
ibadah keluarga ini pun segera berkenalan dengan anggota jemaat lain, keluarga
A yang terpandang dan kaya di antara jemaat lokal tersebut.
Dalam
perbincangan tersebut keluarga muda tersebut menanyakan tempat penjualan
perabotan rumah tangga murah. Sebab mereka belum memiliki perabotan di rumah.
Keluarga A yang baru mereka kenal itu pun menawarkan kebaikan mereka,”Bapak dan
Ibu tidak perlu membeli perabotan, kami kebetulan baru saja membeli perabotan
baru dan tengah bingung hendak menaruh dimana perabotan kami yang lama. Bapak
dan Ibu ambil saja ke rumah, tidak perlu dibeli ambil saja, kita khan saudara
seiman harus saling menolong.” Keluarga muda ini hendak membayar perabotan itu,
tetapi keluarga A tersebut meyakinkan mereka bahwa ini merupakan tindakan kasih
antar saudara seiman.
Akhirnya
keluarga muda ini mengambil perabotan itu dengan sukacita dan mereka sangat
bersyukur akan kebaikan keluarga A. Tibalah hari Minggu, ibadah mereka
jalani dengan khidmat dan penuh ucapan syukur. Saat ibadah usai dan mereka
beramahtamah dengan jemaat yang lain. Tiba-tiba seorang ibu bertanya,”Wah baru
dapat berkat perabotan dari keluarga A, ya?”Seorang Ibu yang lain juga
menimpali,”Keluarga A memang sangat murah hati, baru kenal sudah langsung
memberi perabotan bekas mereka.” Ibu A bergabung dengan mereka,”Nah, ini
keluarga muda yang ikke bantu…kasian mereka baru pindah dan engga ada
perabotan.” Hati keluarga muda ini menjadi tidak karuan akibat peristiwa itu.
Pelajaran yang dapat kita timba hari ini, bila kita mau menolong orang lain. Tolonglah ia dengan tulus hati dan jangan mengharapkan pujian. Biarlah Tuhan saja yang menilai dan memberkati kita kembali.Doa: Tuhan, tolong kami agar saat kami mnolong sesama,kami melakukannya dengan tulus. Amien. Firman Tuhan: Matius 6:1-4.
Pelajaran yang dapat kita timba hari ini, bila kita mau menolong orang lain. Tolonglah ia dengan tulus hati dan jangan mengharapkan pujian. Biarlah Tuhan saja yang menilai dan memberkati kita kembali.Doa: Tuhan, tolong kami agar saat kami mnolong sesama,kami melakukannya dengan tulus. Amien. Firman Tuhan: Matius 6:1-4.
(
Matius 6: 1-4) Hal Memberi Sedekah
Pokok Utama : Memberi
Tema :
Memberi sedekah lebih berharga dari pada
menerima
Kalimat Tema : Syarat memberi Sedekah
Kalimat Tanya : Bagaimana syarat memberi sedekah?
Kalimat
Peralihan : Syarat memberi sedekah
menurut Matius
6: 1-4 adalah sebagai berikut
:
Pokok
besar : Memberi dengan
tersembunyi (Ay 2-4)
Pokok kecil :
1.
Kalau
kita memberi sedekah jangan seperti orang Munafik sampai diceritakan kepada orang
lain (ay. 2.)
2.
Jangan
diumumkan dilorong-lorong supaya mereka
dipuji (ayat.2)
3.
Jangan
diketahui oleh tangan kirimu (ayat.3). Hendaklah sedekahmu itu memberi dengan
tersembunyi.
4.
Kalau kita memberi sedekah jangan sampai diketahui
orang lain.
Penjelasan Isi Khotbah dari Matius 6: 2-4
Mencanangkan/dicanangkan
artinya jika sesuatu benda di pukul dia akan berbunyi lantang atau membeberkan
kepada orang lain.Jika tangan kananmu memberi janganlah sampai tangan kirimu
mengetahuinya.Artinya bukan secara literal saudara. Tetapi jika kita memberi,
janganlah kita berusaha memperlihatkannya kepada orang lain ataupun didepan
umum.mengapa Yesus mengecam hal itu karena dikatakan dalam ayat 4 Yesus
mengajarkan kita:
1.
Berilah
dengan tersembunyi, kenapa demikian kerena jika kita tidak tersembunyi upah
kita ialah hanya manusia. Manusia yang memperhatikan tetapi kita yang memberi
dengan tersembunyi. Justru Allahlah yang memperhatikan kita dan akan
membalaskan kepada kita apa yang kita lakukan.
2.
Markus
12:41-44.Firman Tuhan berkata demikian.
Apa
yang dikatakan Rasul Paulus lebih bahagia memebri dari pada menerima. Katakan
amin saudara.
Perhatikan
para pengemis yang ada dipersimpangan jalan. Waktu mereka menerima mereka
bergembira tapi, jauh lebih lebih bahagia dari pada menerima katakan amin
saudara. Dengan loncatan-loncatan katakan haleluya....... Pak minta uangnya
Pengemis
akan datang kepada saudara dengan wajah yang malas pak minta uangnya.saudaraku
orang yang selalu yang minta, orang yang sealu memohon kepada orang lain
artinya, orang yang tidak hati untuk
memberi. Biasanya hidupnya susah saya bilang hidupnya itu susah.
Bila setuju katakan amin saudara... bila tidaak kataakan tidak? Saudara
ILUSTRASI
TENTANG HAL MEMBERI SEDEKAH
Apakah kita tetap harus hal memberi sedekah dalam Ketaatan ?
Sesungguhnya kalau mau jujur, sangatlah sulit bagi kita untuk bisa merasa
cukup. Manusia cenderung merasa kurang dan terus kurang sehingga merasa tidak
kunjung sanggup untuk memberi. Semakin banyak yang kita punya, maka semakin
banyak saja rasanya yang kita tidak punya. Oleh karenanya kita pun terus
meminta ketimbang berpikir untuk memberi. “Ah nanti saja kalau sudah kaya, saya
sekarang belum sanggup..” kata seorang teman dengan ringannya setelah menolak
memberi sedekah di sebuah lampu merah. Baiklah jika uang rasanya kurang,
bagaimana dengan tenaga, pikiran atau waktu? Ada banyak orang pula yang merasa
tidak punya kemampuan untuk berbuat sesuatu bagi orang lain. Mereka menganggap
bahwa memberkati orang lain artinya harus berkotbah atau menjadi full timer di
gereja, dan itu buang waktu saja. Padahal Tuhan tidak pernah menuntut kita
hanya dalam perkara-perkara besar saja. Hal-hal kecil seperti senyuman yang
gratis sekalipun bisa sangat bermakna bagi yang membutuhkan, dan itu dihargai
besar pula oleh Tuhan. Yang diminta adalah “menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan.” Mengapa? “Sebab
Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” Ini bisa kita baca
dalam 2 Korintus 9:7. Artinya, besar kecilnya pemberian kita, dalam bentuk
apapun, selama dilakukan dengan kerelaan dan sukacita, maka Tuhan akan
menghargai itu dengan sangat besar.
Alkitab menggambarkan beberapa kali mengenai orang
yang dimata dunia mungkin “tidak punya apa-apa”, tetapi kerelaan mereka dalam
memberi mendapat perhatian khusus dari Tuhan sehingga mereka pun tertulis di
dalam Alkitab dan bisa kita baca hingga hari ini. Lihatlah janda miskin yang
memberikan persembahan “hanya” dua peser dalam (Markus 12:41-44). Dikala ada
banyak orang kaya memberi dalam jumlah yang besar, janda miskin ini memberikan
jumlah yang sangat tidak sebanding. Tetapi apa kata Yesus? “Maka
dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang
memasukkan uang ke dalam peti persembahan.” (ayat. 43). Lihatlah bahwa jumlah
bukanlah menjadi patokan dalam penilaian Tuhan, tetapi kerelaan hati dalam
memberilah yang Dia perhatikan.
Dalam kesempatan lain, kita pun bisa
membaca sekelumit kisah pendek mengenai seorang wanita bernama Tabita, yang
dalam bahasa Yunani disebut Dorkas. “Di Yope ada seorang murid perempuan
bernama Tabita–dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat
baik dan memberi sedekah.” (Kisah Para Rasul 9:36). Apa yang dimiliki
Tabita sederhana, yaitu menjahit. Itu bisa kita lihat dalam (ayat 39), dimana
ketika ia meninggal para janda semuanya menangis dan mengenangnya dengan
menunjukkan pakaian-pakaian yang dia jahitkan untuk para janda ini semasa
hidup. Kelihatannya ia tidak memberi uang dalam jumlah besar, ia pun tidak
pintar berkotbah seperti halnya para rasul yang pergi mewartakan kabar
keselamatan kemana-mana pada saat itu. Tetapi apa yang ia lakukan ternyata
bermakna sangat besar bagi para janda miskin di kotanya, dan Tuhan pun sangat
menghargai hal itu. Pada suatu ketika ia sakit dan meninggal. Begitu
berkesannya perbuatan baik Tabita kepada banyak orang, sehingga ketika
mendengar Petrus tengah melayani di sebuah kota yang tidak jauh dari tempat
Tabita, dua orang segera diutus untuk menjumpai Petrus. Petrus pun datang Tabita
disemayamkan. Dan mujizat pun terjadi. “Tetapi Petrus menyuruh mereka semua
keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan
berkata: “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya dan ketika
melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu
dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu
menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.” (ay 40-41). Tabita
dibangkitkan. Bayangkan jika ia bukan orang yang rajin berbuat baik dan memberi
sedekah. Mungkin tidak ada orang yang peduli untuk jauh-jauh pergi meminta
Petrus untuk datang, maka tidak akan ada mujizat kebangkitan disana. Tapi
perbuatan baik yang ia lakukan dengan tulus, sedekah yang ia berikan lewat
menjahitkan baju bagi janda-janda ternyata membuat cerita yang berbeda. Tuhan
tidak menutup mata atas kebaikan hati Tabita dan segala yang ia lakukan untuk menolong
sesamanya. Tabita pun akhirnya hidup lagi dan menjadi kesaksian yang membuat
banyak orang menjadi percaya pada Yesus. (ay 42).
berkat yang melimpah ruah, supaya kalian selalu
mempunyai apa yang kalian butuhkan; bahkan kalian akan berkelebihan untuk berbuat
baik dan beramal.“ (2 Korintus 9:8). Persis seperti itulah yang dilakukan Tabita alias Dorkas
sesuai kema kita sudah melihat Firman Tuhan yang berbunyi: “Allah berkuasa
memberi kepada kalian kemampuan atau panggilannya. Ia
berprofesi sebagai penjahit, dan ia memberkati lewat profesinya. Banyak sedikit
uang yang dimilikinya bukanlah menjadi ukuran, tetapi kerelaan hatinya dalam
memberi atas dasar belas kasih, itulah yang menggerakkannya dalam berbuat baik
dan beramal. Dan lihatlah bagaimana Tuhan menghargai itu. Bukan saja Tuhan,
tetapi para janda di kotanya yang kecil pun sangat menghargai kemurahan
hatinya.
Anda hanya punya sedikit harta?
Kemampuan anda terbatas dan anda merasa tidak ada yang istimewa dengan
kemampuan anda itu? Itu bukanlah masalah sama sekali dan tidak akan pernah bisa
menjadi alasan untuk tidak memberi.
PENERAPAN PERAKTIS
Sesungguhnya jika kita mau melihat
atau memeriksa kembali apa yang kita punya, Tuhan sudah melengkapi kita untuk melakukan setiap perbuatan baik. (2 Timotius 3:17). Artinya kita tinggal
memiliki sebentuk hati yang penuh kasih, yang rindu untuk menolong orang lain,
siapapun mereka. Selebihnya sudah disediakan langsung oleh Tuhan. Pada akhirnya
kita harus merenungkan ayat berikut: “Hendaklah kamu murah hati, sama
seperti Bapamu adalah murah hati.” (Lukas 6:36). Kita tidak akan pernah
kekurangan setelah memberi dengan kerelaan hati dan sukacita, Tuhan justru akan
terus melipat gandakan agar selain kita mampu mencukupi kebutuhan kita, tetapi
terlebih pula agar kita mampu memberkati orang lain lebih dan lebih lagi. Kita
diberkati untuk memberkati, kita diberi untuk memberi. Hati yang bersukacita
dalam memberi tidak akan memandang kekurangan atau keterbatasan diri sendiri,
tetapi mampu melihat dengan penuh rasa syukur bagaimana Tuhan selama ini telah
memberkati kita.
Caesars Palace Casino Hotel Names Julie Cameron - MPR
BalasHapusLAS VEGAS (CBS) — Caesars Palace Casino Hotel 포천 출장안마 announced Thursday that 김포 출장샵 Julie Cameron will serve 서울특별 출장마사지 as chief operating officer of the 과천 출장샵 casino resort 파주 출장안마 in Las Vegas.