MAKALAH
Etika yang meresponi firman Tuhan dengan penuh
tanggung jawab

SEKOLAH TINGGI IKSM
SANTOSA ASIH
JAKARTA
2017/2018
Disusun Oleh :
Nama : Melda Wati Manik
Semester : III ( Tiga)
Bobot : 2 SKS
Dosen
Pengampu : Pst. David B.
Hasibuan, SE, MA.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tuhan telah menyatakan Nama-nya kepada kita,
supaya kita percaya kepada Nama-Nya, mengandal kepada Nama-Nya, mengasihi
Nama-nya dan Memanggil Nama-Nya, menyebut Nama-Nya Allah. Allah, yang melarang kita menyebut
Nama-Nya dengan sembarangan, Ia juga
medorong mengingatkan dan mewajibkan kita memanggil atau menyebut Nama-Nya dengan percaya dan hormat dalam doa kita.
Itulah sebabnya kami
mau menguraikan juga tentang Doa, doa orang kristen dalam uraian kami tentang
Firman ketiga ini. Soal doa ini hendak kita bicarakan lebih panjang dan lebih
panjang dan lebih mendalam dari pada segi lainnya mengenai ketaatan kepada Firman Ketiga, karena kita telah tahu
dari pengalaman, bahwa tiap orang beriman senantiasa mempunyai soal-soal dan
pertanyaan –pertanyaan mengenai doa dan
senantiasa mengalami kesulitan dalam hal itu.Memang sudah menjadi suatu
kenyataan yang tak dapat disangkal, bahwa justru dalam hal berdoa itulah orang
beriman paling sering menghadapi berbagai pertanyaan dan kesulitan.
Seorang Penyair Kristen
yang kenamaan parah mengakhiri suatu sajak gubahannya dengan kata-kata : O,
ajarlah aku, orang bebal ini, bagaimana
harus berdoa.” Tatkala penyair itu menulis kata – kata tadi di atas kertas, ia
telah berdoa setiap hari, limpaulah tahun lamanya !
Saya rasa, tidak ada
seorangpun yang dalam hal ini tak merasa sejiwa dan seperasaan dengan penyair
itu. Memang kita mengenal Nama Allah dan
sifat-sifat-Nya. Memang kadang-kadang
kita ingat juga kepada-Nya, dan dalam percakapan –percakapan tentang agama atau
pada keempat an yang lain pernah pula kita
menyinggung Nama-Nya, tetapi bercakap-cakap dengan Dia, bergaul dengan
Dia, tetapi bergaul dengan Dia, menghadap kepada-Nya dan bercakap-cakap degna
Dia, bukankah hal itu terlampau kurang Kita lakukan ?
PERUMUSAN
MASALAH
Setelah mengkaji latar
belakang diatas, dapat diambil beberapa perumusan masalah sebagian kajian dari
pembuatan makalah ini yakni diantaranya :
Apa yang dimaksud
dengan Etika yang meresponi firman Tuhan dengan penuh tanggung jawab ?
Apa Tujuan Etika yang
meresponi Firman Tuhan dengan penuh tanggung jawab
.Apa pandangan kita
dalam Etika yang meeresponi firman Tuhan dengan penuh tanggung jawab dan
bermakna bagi orang Kristen.
Apa Aplikasinya dalam
bere- Etika untuk meresponi firman Tuhan dengan penuh tanggung jawab.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini untuk memenuhi persyaratan Yaitu :
Untuk mempelajari suatu
makna untuk meresponi firman Tuhan dengan penuh tanggung jawab
Untuk mempelajari untuk
Etika yang meresponi firman Tuhan dengan penuh tanggung jawab dan berwibawa
bagi hidup orang Kristen
Untuk memenuhi Latar
Belakang dan perumusan Masalah dalam Mata Kuliah Etika Kristen
BAB II
ISI/ KAJIAN
ETIKA
YANG MERESPONI FIRMAN TUHAN DENGAN PENUH TANGGUNG JAWAB
Firman Allah adalah
kesaksian Allah kepada orang percaya (1 Yohanes 5:11-13). Dalam teks Yunani
menambahkan article di depan kata “kehidupan.” Ini menunjukkan bahwa
keselamatan dalam Kristus bukan sekedar pemberian kehidupan belaka melainkan
merupakan “kehidupan” itu sendiri yang dikaruniakan kepada seseorang yang
beriman kepada Kristus. Pernyataan yang jelas dalam Kitab Suci adalah bahwa
seseorang yang percaya kepada Kristus dan mengakui karyaNya di salib sebagai
jalan kelepasan dosa menerima :
Kehidupan kekal.
Yohanes
3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi
barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan
murka Allah tetap ada di atasnya.1 Yohanes 5:11-13 Dan inilah kesaksian itu:
Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di
dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak
memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki
hidup yang kekal.
Pengampunan dosa.
Kisah 10:43
Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia
akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.
Kolose 2:13
Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak
disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia,
sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita.
Kelepasan
dari hukuman.
Yohanes 5:24 Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut
dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Roma 8:1 Demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Pembenaran
Allah.
Roma 5:1 Sebab itu,
kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah
oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Jadi apakah akan kita katakan tentang
Abraham, bapa leluhur jasmani kita? Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya,
maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Sebab
apakah dikatakan nas Kitab Suci? Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan
Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Kalau ada orang yang
bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang
membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. Seperti
juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan
perbuatannya.
Roma 4:25 Yesus, yang
telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran
kita.Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu:
jangan ada orang yang memegahkan diri.Kedudukan sebagai Anak Allah
melalui Iman.Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya
dalam nama-Nya.
BAB III.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Absolutisme bertingkat berbeda dengan antinominanisme,situasionisme dan
generasilisme dalam hal bahwa pandangan
ini percaya pada absolusi moral kita sebagai orang kristen yang benar percaya
kepada Kristus Tuhan Kita. Roma 8:14-17 Semua orang, yang
dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan
yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ya Abba, ya Bapa! Roh
itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya
orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya
bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia,
supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.Waktu Iblis membujuk
Yesus, supaya menyembah kepadanya, Yesus Menjawab : “Ada tertulis : Engkau
harus menyembah Tuhan, Allah-Mu, dan
hanya kepada Dia sajalah Engkau berbakti
! “ ( Matius 4) Ada
baiknya, kalau kita kepada permulaan tinjuan kita tentang doa ini dengan jelas
menegaskan, bahwa hanya Allah yang hidup
dan Maha Esa boleh menjadi sasaran Doa kita Kepada siapakah kita dapat pergi
selain kepada Dia ?. Selain Dia, siapakah di sorga dan dibumi ini yang berhak
atas doa kita ? Kecuali Dia, siapakah di
sorga dan di bumi ini yang berhak atas doa kita ? menolong kita dengan
sebenarnya ? Jika Allah dipihak kita, siapakah yang melawan kita ? Ia, yang
tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita
semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segalam sesuatu kepada kita
bersama-sama degna Dia ? ( Roma 8: 32).Oleh karena itu marilah kita selalu
menunjukkan doa kita kepada-Nya. Hanya kepada Dia.Hakekat Doa KristenHakekat
Doa Kristen ialah, bahwa doa itu adalah
suatu percakapan antara kita dan Allah, yang telah berfirman kepada kita. Doa
Kristen ialah suatu jawaban yang penuh
iman atas Firman Allah. Suatu pertemuan dengan Dia. Yang menampakkan wajahnya
kepada kita dalam Yesus Kristus.Allah BerFirman kepada kita dari sorga :
Carrilah wajahku !Datanglah kepada-Ku untuk menjadi selamat ! Dalam Doa kristen
anak Allah menjawab seruan Allah ini : Maka kucari, ya Tuhan” (Mazmur 27:8).Ada sebuah dongeng tentang
seorang Raja dan seorang biduan istana. Dongeng
ini adalah suatu gambaran yang mentkajubkan tentang hidup berdoa. sang
biduan dan sang raja mempelajari bersama-sama suatu nyanyian ; ayat pertama
dinyanyikan ole biduan, yang kemudian dibalas oleh raja.Pada suatu ketika, raja
itu dipenjarakan. Orang tidak mengetahui dimana ia ditahan. Kemudian sang
biduan pergi mengadakan perjalanan utnuk
mencari sang raja. Ia berhenti dekat tiap-tiap
penjara yang dilewatinya, lalu menyanyikan nyanyian yang mereka latih
bersama-sama itu.Akhirnya ia tiba dekat penjara tempat raja itu ditahan. Ia menyanyikan balasan
raja. Diulangnya menyanyi , dan kembali
terdengar balasannya dari dalam penjara. Demikianlah biduan itu tempat sang
raja ditahan.Allah telah menyanyikan nyanyian kebebasan bagi kita didalam Yesus
Kristus. Lalu Roh Tuhan Roh Kudus, menumbuhkan
pada kita balasan kita balasan / Jawaban atas nyanyian Allah ini,
sehingga dalam batin lahirlah panggilan dan seruan :Abba, Bapa ! “ seperti rusa yang merindukan
sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku
harus kepada Allah , kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat
Allah?”Seruan kepada Allah yang telah dan yang terus berfirman kepada kita, kita
dapati pada tokoh-tokoh Alkitab.Pada
Yakub waktu ia memohon di Pniel : Katakanlah juga namamu.” Pada Musa,
waktu ia memohon : Ya Allah, perlihatkan
kiranya kemuliaan-Mu kepada-Ku.” Pada Penyair –penyair Mazmur. Pada murid
–murid Tuhan Yesus dan Rasul-Rasul dalam perjanjian Baru.
Saran
dalam
Meresponi firman Tuhan dengan penuh tanggung jawab
Menyadari bahwa Etika
meresponi firman Tuhan dengan penu tanggung jawab dan sempurn sempurna sekali pembelajaran pembentukan kita dalam
meresponi firmaan Tuhan dengan benar dan Respons dalam kehidupan orang-orang
percaya.Percakapan mereka bukanlah percakapan kosong, tetapi adalah seruan
kepada Dia, yang telah menyatakan diri. Seruan mereka kepada Dia, yang telah
menyatakan diri, seruan mereka adalah permohonan supaya diberi lebih banyak
penyataan-penyataan diri Allah.
Itulah seruan memohon
tindakan Allah yang dapat menolong mereka dalam keadaan mereka. Itulah
penguluran tangan minta tolong kepada Dia, yang telah mengulurkan tangan-Nya
pula kepada kita.
Itulah teriakan kepada
Dia, yang telah memberi janji kepada kita. Hakekat Doa Kristenialah, bahwa
doa itulah adalah percakapn antara dua pihak, yakni dengan Allah, yang telah
ber-Firman kepada kita di dalam Yesus Kristus, dan yang terus
berbicara kepada kita dengan Firman dan Roh-Nya.
Jika kita terus
menyenangkan Tuhan, menghasilkan buah dalam setiap pekerjaan
baik dan sungguh-sungguh bertumbuh dalam Kristus, adalah perlu bahwa kita
“menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak
Tuhan dengan sempurna.” Mengapa ini benar? Pertama, karena kasih dan pelayanan
tanpa wawasan alkitabiah dan pengetahuan akan kebenaran hanya akan menjadi
peniruan yang tipis dan murah yang terutama dimotivasi oleh hal-hal yang
mementingkan diri dan keinginan-keinginan. Karena kenyataan ini, Paulus
memperingatkan untuk melawan kepura-puraan atau kasih yang pura-pura (Rm.
12:9). Dan kedua, karena tanpa wawasan alkitabiah dan motivasi, bahkan kasih
Kristen yang tulus akan menjadi suram dan mati Tindakan-tindakan kasih Kristen
dan pelayanan akan berubah menjadi membosankan dan pengunduran diri karena
kapok, jika itu terjadi.
Tanpa kasih dan hubungan-hubungan yang erat dalam tubuh Kristus,
pengetahuan yang kita peroleh melalui pemahaman Alkitab yang dalam akan selalu
menjadi dingin, suka mengritik, membosankan, dan hanya intelektualisme saja.
Pengetahuan tanpa penerapan tidak layak karena ini gagal menangkap arti dan
tujuan mengenal Firman Allah. Pemahaman Alkitab tak pernah berakhir sampai di
situ saja, namun ini adalah suatu elemen yang perlu dalam kehidupan orang
percaya dan sesuatu yang terasa diabaikan dalam gereja sekarang ini. Seperti
Rasul Paulus memperingatkan, pengetahuan tanpa pengertian dan kasih yang
seperti Kristus menimbulkan kesombongan, kaku, kecongkakan, atau
membesar-besarkan, dan gagal untuk memenuhi kehendak Allah (bnd. Kol. 2:18; 1
Kor. 8:1). Jika pengetahuan kita tentang Juruselamat dan hidup kita di
dalam-Nya tidak memimpin pada praktek kasih yang sejati, kita tidak ada
apa-apanya (1 Kor. 13:2).Karena itu, dalam ayat-ayat 9-14, rasul tersebut
berpindah dari ucapan syukur kepada suatu permohonan yang sangat khusus yang menggambarkan
tindakan praktis dari memiliki pengetahuan akan kehendak Allah dalam segala
hikmat dan pengertian bagi Orang Kristen.
Komentar
Posting Komentar