D O G M A T I K A I
(TEOLOGI SISTEMATIKA)
Introduksi Teologi Sistematik
Kata sistematik
berasal dari kata Yunani “sunistano” yang artinya “berdiri bersama-sama”
atau ‘untuk mengatur’. Jadi teologi sistematik menekankan pensitematik teologi. Chafer mendefisikan, yang dikutif Oleh Paul Enns memberikan definisi teologi sistematik ; sebagai mengoleksi,
menyusun secara ilmiah, membandingkan, mendemonstrasikan, dan mempertahankan
semua fakta dari sumber mana pun yang berkaitan dengan Allah dan karya-Nya. Dogmatika
kadang-kadang dibingungkan dengan teologi sistematik, sehingga ada beberapa
karya teologi sistematik yang baik diberi judul “Teologi Dogmatik”. Teologi
sistematik biasanya dimengerti sebagai studi yang menunjuk pada system kredo
yang dikembangkan oleh suatu denominasi atau gerekan teologi tertentu.
Kata dogma berasal dari kata Yunani dan Latin, yang berarti “hal yang
dipegang sebagai suatu opini” dan juga bisa menunjuk pada “suatu doktrin atau
badan dari doktrin-doktrin teologi dan agama yang secara formal dinyatakan dan
diproklamasikan sebagai suatu yang berotoritas oleh gereja”. Sedangkan Berkhof
menjelaskan dogma sebagai “doktrin, berasal dari kitab Suci, secara formal
dijelaskan oleh gereja, dan dideklarasikan sebagai sesuatu yang bersandar pada
otoritas ilahi”.
Pentingnya Teologi Sistematik
1. Sebagai
penjelasan tentang Kekristenan.
2. Sebagai
Apologetik bagi Kekristenan.
3. Sebagai
alat untuk mendewasakan orang Kristen.
Sumber-Sumber Teologi Sistematik
a. Sumber
Utama
Kitab
Suci merupakan sumber utama bagi teologi
yang mewahyukan tentang Allah dan relasi manusia dengan Dia. Apabila Allah
telah mewahyukan diri-Nya (dan Ia telah melakukannya), dan apabila penyataan
tentang hal itu telah secara akurat dinyatakan di dalam Alkitab, maka kitab Suci adalah sumber utama pengetahuan manusia
tentang Allah. Alam semesta juga merupakan sumber utama dari pengetahuan akan
Allah (Maz. 19). Alami diwahyukan secara harmonis, adalah saksi yang terus
menerus tentang sifat-sifat Allah, kuasa-Nya yang kekal, dan natur ilahi (Rm.
1:20).
b. Sumber-Sumber
Kedua
Pengakuan-pengakuan
doktrinal, seperti misalnya kredo Nicea, pengakuan Westminster, dan pengakuan
yang lain, adalah penting dalam mengerti bagaimana orang Kristen yang lain
sepenjang abad telah mengerti konsep teologis.
Tradisi, meskipun bisa
salah, namun penting untuk dapat memahami afirmasi tentang iman Kristen. Apa yang individu,
gereja-gereja, dan denominasi telah ajarkan merupakan pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan pernyataan teologis.
BAB I
DOKTRIN ALKITAB
Pengertian
Alkitab dari kata
Inggris bible, berasal; dari bahasa Yunani biblion, yang berarti “kitab” atau ‘gulungan’. Nama
ini berasal dari biblos, yang menunjuk pada pohon papirus yang banyak tumbuh di rawa-rawa,
atau pinggiran sungai sepanjang sungai Nil. Bentuk jamak biblia digunakan oleh
orang Kristen yang berbahasa latin untuk menunjuk pada semua kitab PL dan PB. Kata
kitab Suci merupakan terjemahan dari kata Yunani graphe, yang artinya adalah
“tulisan”. Di PL tulisan ini diakui memiliki otoritas yang besar (2 Raj. 14:6;
2 Taw. 23:18; Ezr. 3:3; Neh. 10:34). Dalam PB kata kerja Yunani grapho
digunakan kira-kira 93 kali, untuk menunjuk pada Alkitab. Sedangkan kata benda
graphe digunakan 51 kali dalam PB. Ayat klasik 2 Tim. 3:16 menekankan bahwa
tulisan-tulisan ini bukan merupakan tulisan biasa tetapi pada faktanya
“dinafaskan oleh Allah”, dengan demikian tulisan itu berotoritas dan tanpa
salah dalam semua pengajarannya.
1. Alkitab
Berasal Dari Allah
Ada banyak bukti yang
mengatakan bahwa Alkitab berasal dari Allah antara lain; Sebanyak 3800 kali
Alkitab menyatakan “Allah berfirman” atau “Demikianlah Firman Allah” contohnya
Kel. 14:1; 20:1; Im.4:1; Bil.4:1; Ul.4:2; 32:48; Yes. 1:10,24; Yer. 1:11;
Yezh.1:3 dll). Paulus juga mengakui bahwa hal-hal yang ia tulis merupakan
perintah Tuhan (1 Kor.14:37, dan semua itu diakui juga oleh orang percaya (1
Tes. 2:13).
2. Wahyu Dari Allah
Kata Wahyu diambil dari
bahasa Yunani ‘apokalupsi’ yang berarti “penyingkapan” atau “dibukakan”. Jadi
wahyu menunjukan bahwa Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada umat
manusia. Fakta bahwa wahyu Allah telah ada memungkinkan adanya teologi; apabila
Allah tidak pernah mewahyukan diri-Nya, maka tidak akan pernah ada pernyataan
yang akurat dan proposional tentang Allah. Roma. 16;25 dan Luk. 2:32,
mengindikasikan bahwa Allah telah menyingkapkan diri-Nya dalam Pribadi Yesus
Kristus.
Ø Metode Pewahyuan
-
Secara Lisan. Kepada
Abraham (Kej. 18:13,17), kepada Musa (Kel. 19:9; 20:1) dan kepada Yesaya (Yes.
6:8).
-
Mimpi. Kepada
Abimelek (Kej. 20:3), Yakub (Kej. 31: 10-13), kepada Yusuf (Kej. 37:5-9).
Nabukadnesar (1 Taw. 17:15).
-
Visi. Abraham (Kej.
15:1), Natan (1 Taw. 17:15), Yehezkiel (Yezh. 1:1), Daniel (Dan. 8:1).
-
Theofani. Teofani
di PL adalah manifestasi dari Allah dalam bentuk fisik. Theofani berasal dari
kata Yun. Theos (Allah) dan phanein (tampil); Contoh di PL adalah kepada
Abraham (Kej. 18), kepada Yosua (Yos. 5:14); kepada Gideon (Hak. 6:22), dan
Daniel (Dan. 6:22).
2. Inspirasi
Alkitab
Inspirasi
dapat didefinisikan sebagai pimpinan Roh Kudus pada para penulis, sehingga
meskipun penulisan dilakukan sesuai dengan gaya dan kepribadian mereka. Hasilnya
adalah Firman Allah yang tertulis, berotoritas, patut dipercaya, dan bebas dari
salah dalam autograt yang asli. Si
penulis Alkitab itu digerakkan dan dipimpin oleh Allah sehingga ia dapat menuliskan
kebenaran-kebenaran yang mungkin si penulis itu sudah mengetahuinya lebih
dahulu, tetapi mungkin ia belum mengetahuinya”. Kata diilhamkan dalam bhs
Yunani Teopneustos, yang secara harafiah berarti : dihembuskan, dimasuki angin
atau nafas Allah. Maka ungkapan “tulisan diilhamkan (2 Tim. 3:16)
berarti tulisan yang ke dalamnya dihembuskan atau ditiupkan nafas atau Roh Allah.
Ada
beberapa unsur penting pada definisi yang tepat dari inspirasi:
a. Unsur
ilahi. Allah
Roh Kudus memimpin para
penulis untuk menjamin keakuratan dari tulisan.
b. Unsur
manusia. Para penulis manusia menulis sesuai dengan cara dan kepribadian mereka
masing-masing.
c. Hasil
dari penulisan ilahi dan manusia ini adalah catatan dari kebenaran Allah yang
tanpa salah.
d. Inspirasi
meliputi seleksi kata-kata oleh para penulis.
e. Inspirasi
berhubungan dengan manuskrip yang asli.
3. Ineransi
Alkitab.
Serangan-serangan
terhadap ketidak keliruan Alkitab, bukanlah
hal baru, dan merupakan
sebuah lingkaran perdebatan hingga masa kini. Ada dua golongan:
a. Kaum Ineransi, yang berkata tidak ada kesalahan
(kekeliruan) dalam Alkitab, biasanya
dari golongan Injili, yang berkata tidak ada
keliruan dalam Alkitab.
b.
Kaum “errantis”
meyakini ada kekeliruan dalam Alkitab menyangkut historis dan menyangkut
ilmiah/sains dalam Alkitab, tetapi tidak menemukan kekeliruan dalam masalah
iman dan praktika.
Kesimpulan
Ineransi adalah doktrin penting. Apabila dimengerti dengan benar, itu
berarti bahwa Alkitab berbicara secara akurat dalam semua pernyataannya, baik
itu hal teologis, catatan penciptaan, sejarah geografi atau geologi. Kesemuanya,
pernyataan Alkitab adalah akurat dan sesuai dengan kebenaran.
4.
Kanonisasi Dari
Alkitab
Untuk
menentukan kitab-kitab mana yang Allah telah inspirasikan dan mana yang dikenal sebagai berotoritas, muncullah kata
“Kanon”. Arti sebenarnya dari kata Kanon menurut J. Wesley Brill; daftar yaitu ‘daftar kitab-kitab yang disahkan
oleh jemaat yang mula-mula’. Kanon sebuah kitab itu artinya hak kitab itu untuk
dimasukkan di dalam Alkitab. Kata kanon digunakan untuk menjelaskan kitab-kitab yang diinspirasikan.
Kata itu berasal dari kata Yunani dan bahasa ibrani ‘qaneh’, artinya suatu
“tongkat pengukur”. Jadi istilah kanon dan kanonikal menunjuk pada suatu
standar yang dipakai untuk mengukur kitab-kitab mana yang ditentukan sebagai yang
diinspirasikan atau yang tidak.
a.
Kanonisasi PL.
Teks Masoret
(Ibrani) dari PL membagi ketiga puluh sembilan. Ada tes-tes khusus untuk
mempertimbangkan kanonisasi. Apakah kitab itu mengindikasikan penulisan ilahi?
Apakah kitab itu mencerminkan Allah berbicara melalui perantara? (misalnya Kel.
20:1; Yos. 1:1; Yes. 2:1). Apakah penulis manusianya berperan sebagai
jurubicara Allah? Apakah ia seorang nabi atau apakah ia memiliki karunia
bernubuat? Bagaimanakah kitab itu diterima orang Yahudi?
b.
Kanonisasi PB
Pada abad
keempat ada pengakuan yang menonjol akan kanon PB, pada waktu Athanasius menulis di thn 367 AD, ia
menyatakan bahwa kedua puluh
tujuh kitab PB sebagai satu-satunya kumpulan kitab yang benar. Pada tahun 363 AD, Konsili Laodikia menyatakan bahwa hanya PL dan
kedua
puluh tujuh kitab PB yang dibaca oleh gereja-gereja.
Konsili Hippo (393 AD) mengakui kedua puluh tujuh kitab, dan Konsili dari Carthage (397 AD)
meneguhkan bahwa hanya kitab-kitab kanonikal itulah yang dibaca oleh
gereja-gereja.
BAB II
DOKTRIN ALLAH
Definisi Teologi Proper
Kata
teologi berasal
dari kata Yunani theos, berarti “Allah”, dan
‘logos’,
berarti kata atau percakapan, oleh karena itu, teologi adalah suatu percakapan
tentang Allah. Teologi memiliki arti luas yaitu meliputi keseluruhan aspek
kepercayaan Kristiani (studi tentang Kristus, Roh Kudus, Malaikat dll). Oleh karena itu,
istilah yang dipakai untuk studi tentang Allah Bapa
adalah teologi proper.
1.
Penyataan Allah
Menurut sejarah ada dua dasar agama. Agama dari atas (samawi) dan agama
dari bawah; artinya dari budaya berkembang menjadi agama. Agama dari atas, Allah menyatakan diri-Nya
kepada manusia sehingga manusia mengenal Allah.
Penyataan Allah ada dua yaitu :
1. Secara
umum, Ia menyatakan dirinya melalui:
Ø Alam
semesta (Maz. 19:2-7)
Ø Sejarah,
lihat pengakuan Nabukadnesar, raja Babel dalam (Daniel. 3)
Ø Hati
nurani (kata hati) manusia (Rm. 2: 14-15)
Nilai
penyataan umum; Allah menyatakan anugerah-Nya. Walaupun manusia yang pertama
telah memberontak, Allah tidak berhenti berkomunikasi dengan umat manusia,
adalah keajaiban, anugerah Allah.
2. Penyataan
Khusus Ia menyatakan diri melalui :
Ø Sejarah
bangsa Israel
Ø Alkitab
/Firman Allah. Alkitab adalah Wahyu Allah (2 Tim. 3: 16-17)
Ø Yesus
Kristus. Penyataan
khusus yang terakhir dari Tuhan Allah, ketika Ia hadir di dalam dunia ini dalam
diri Tuhan Yesus Kristus
Ø Melalui
pribadi tertentu; seperti Paulus.
2.
Eksistensi
Allah
Pada umumnya semua orang
beragama mengakui bahwa Allah ada, dan setiap orang mempunyai pengertian
tentang Allah. Ada beberapa bukti-bukti :
a. Bukti
Kosmologikal. Istilah kosmologikal berasal dari kata Yunani ‘cosmos’ artinya
dunia. Argumen ini berdasarkan fakta; dunia, kosmos ini ada karena ada yang
menciptakan yaitu Allah. Argumentasi kosmologis bukti sebab akibat, mengatakan
setiap akibat harus ada penyebabnya.
b. Bukti
Teleologikal. Teleologikal bersal dari kata Yunani ‘telos’, artinya tujuan.
“Keteraturan dan pengaturan yang bermanfaat dalam suatu system mengimplikasikan
akal budi dan tujuan pada hasil dari pengorganisasian itu. (Maz. 8:4-5; 19:
1-5).
c. Argumentasi
Antropologikal. Kata anthropos dari kata Yunani, artinya ‘manusia’. Humanisme
secular melihat manusia hanya sekedar sebagai keberadaan biologis, maka orang
percaya pada Alkitab, Firman Allah melihat manusia sebagai ciptaan berdasarkan
gambar Allah (Kej. 1: 26-27).
d. Argumen
Moral. Argumentasi moral mengakui bahwa manusia memiliki kesadaran akan apa
yang benar dan salah, yaitu suatu kesadaran moralitas (Rm. 2:14-15).
e. Argumen
Ontologikal. Istilah ontological berasal
dari kata Yunani ontos yang berarti keberadaan atau yang ada. Argumen ini
berdasarkan pada fakta bahwa semua manusia memiliki kesadaran akan Allah.
3.
Teori Anti Teistik
1. Pandangan
Ateistik. Orang yang tidak percaya Allah (Ef. 2:12)
-
Ateis praktis yang
hidup seakan tidak ada Allah
-
Ateis dogmatik yang
secara terbuka menyangkal Allah
-
Ateis virtual yang
menolak Allah sesuai dengan pemahamannya
2. Pandangan
Agostik. Istilah agnostik
berasal dari kata Yunani ‘gnosis’, yang berarti pengetahuan, yang disertai kata
depan ‘a’. Seorang gnostik
berarti seorang yang tidak memiliki pengetahuan tentang Allah, adalah seorang
yang mengatakan bahwa kita tidak dapat mengetahui bahwa Allah itu ada.
3. Evolusi.
Evolusi merupakan pendekatan yang anti supranatural terhadap kehidupan dari
asal mula. Hal itu dimulai dengan premis bahwa Allah tidak ada dan lalu berusaha untuk
menjelaskan kehidupan ini terpisah dari keterlibatan Allah.
4. Politeisme.
Istilah politeisme berasal dari kata Yunani ‘poly’, yang artinya banyak. Hal
ini berarti kepercayaan kepada banyak allah atau kepada allah yang jamak.
5. Panteisme.
Panteisme berarti bahwa segala sesuatu adalah Allah, dan Allah adalah segala
sesuatu “Allah adalah semua dan semua adalah Allah”.
-
Panteisme materialistic
-
Hylozoisme
-
Neutralism
-
Idealism
-
Mystikisme filosofikal
6. Deisme
(Tidak ada hubungan Allah dan manusia). Penganut deisme percaya bahwa tidak ada
Allah yang bersifat Pribadi kepada siapa manusia dapat berhubungan.
4.
Atribut-Atribut Allah
Atribut-atribut Allah dapat didefinisikan
sebagai “yang membedakan karakteristik natur Ilahi yang tidak terpisahkan dari
ide tentang Allah, dan yang menjadi dasar dari berbagai manisfestasi-Nya kepada ciptaan-Nya.
1. Atribut
Absolut
ü Spritual.
Allah adalah Roh yang tidak memiliki bentuk fisik (Yoh. 4:24).
ü Ada
secara mandiri. Kemandirian Allah berarti “Ia memiliki dasar dari keberdaan-Nya
pada diri-Nya sendiri,.. Allah mandiri dalam keberadaan-Nya,… Ia juga mandiri
dalam segala hal lainnya; dalam kebajikan-Nya, ketetapan-Nya, karya-Nya.
ü Tidak
berubah. Adalah kesempurnaan dari Allah di mana ia terhindar dari segala
perubahan, bukan hanya keberadaan-Nya, namun juga kesempurnaan-Nya dan dalam
segala tujuan dan janji-janji-Nya. Mal. 3: 6
ü Kesatuan.
Ada dua pikiran yang terekspresi dalam kesatuan Allah
-
Hal ini menekankan
bahwa Allah adalah satu dalam jumlah
-
Kesatuan Allah
menekankan bahwa Allah bukan merupakan suatu komposisi dan tidak dapat dibagi
menjadi bagian-bagian.
ü Kebenaran.
Kebenaran artinya fakta-fakta yang selaras dengan realitas; Kebenaran
mengindentifikasi hal-hal sebagaimana adanya.
ü Kasih.
1 Yoh. 4:8 mengindikasikan “Allah adalah Kasih”
ü Kekudusan.
Arti kekudusan adalah
dipisahkan atau keterpisahan (Ibr. Qadosh; Yun. Hagiazo). Im. 11:44-45
“Kuduslah kamu, karena Aku Kudus”.
2. Atribut Relatif
Atribut diberi relatif
karena mereka berkaitan dengan ruang dan waktu.
ü Kekekalan.
Kekekalan biasanya
dimengerti berkaitan dengan waktu. Dari definisinya berarti bahwa Allah tidak
dibatasi dan diikat oleh waktu; bagi Allah tidak ada urutan peristiwa; Ia melampaui semua batasan kesementaraan.
ü Ketidakterbatasan.
Ketidakterbatasan dapat dijabarkan sebagai kesempurnaan dari keberadaan yang Ilahi
di mana Ia transenden atas semua batasan ruang, dan tetap hadir dalam setiap
titik ruang dalam seluruh keberadan-nya.
ü Mahahadir
(omnipresence). Kata depan maha (omni) berasal dari kata latin omnis, yang
berarti ‘semua’. Mahahadir berarti Allah hadir di semua tempat.
ü Mahatahu
(Omniscience). Kata Inggris omniscience berasal dari kata latin omnis dan
scientia, artinya pengetahuan; Jadi kata itu berarti bahwa Allah memiliki semua
pengetahuan.
ü Kemahakuasaan
(Omnipotence). Istilah omnipotence menunjukkan bahwa Allah adalah mahakuasa.
Allah yang mahakuasa dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya.
Ada empatAtribut-atribut relative
Allah yang berkaitan dengan moralitas:
1. Kebenaran.
Berbicara tentang Allah sebagai kebenaran, di mana Firman-Nya, Wahyu dan
janji-janji-Nya dapat dipercaya sepenuhnya.
2. Kemurahan.
Kemurahan adalah “kebaikan atau kasih
Allah yang diperlihatkan pada mereka yang ada dalam keadaan tertekan, putus
asa, terlepas dari ketidak setiaan mereka. Kemurahan Allah bukan berdasarkan
kewajiban dan diberikan sesuai dengan pilihan kedaulatan-Nya (Rm. 9:15-16,18).
3. Anugerah.
Anugerah dapat dijabarkan sebagai kebaikan yang tidak layak diterima atau tanpa
pamrih dari Allah kepada mereka yang berada di bawah murka. Dalam PB “charis”
berfokus pada penyediaan keselamatan di dalam Kristus
4. Keadilan.
Keadilan kadang-kadang diartikan bersamaan dengan pembenaran dari Allah.
Keadilan Allah berarti bahwa Allah secara keseluruhan benar dan adil dalam
semua urusan-Nya dengan umat manusia; lebih dari itu, tindakan keadilan ini
sesuai dengan hukum-Nya.
5.
Nama-Nama
Allah
1. Elohim
2. Adonai
3. Yahweh
4. Nama
Gabungan
-
El Shadai
-
El Elyon
-
El Olam
Allah adalah satu Pribadi yang Hidup
Di dalam Yer. 10: 3-9 dan ayat 10-16. Dikemukakan bahwa Allah tidak sama
dengan berhala-berhala, yang sebenarnya adalah benda-benda mati, bukan satu
pribadi. Berhala tidak dapat berbicara, tidak dapat berjalan, akan tetapi Allah
lebih berbudi daripada semua orang yang berbudi dan Ia adalah Tuhan yang hidup,
Raja yang kekal, satu pribadi yang bisa marah. Allah adalah Allah yang hidup,
Ia dapat mendengar, melihat, berperasaan, berkehendak, bekerja, dan Ia adalah
satu pribadi yang hidup.
6.
Allah
Tritunggal
Pada awalnya sejarah gereja diperhadapkan dengan persoalan- persoalan
sebagai berikut :
a.
Pengakuan yang
diambil-alih dari ajaran Yahudi, yaitu bahwa Tuhan Allah adalah esa.
b.
Pengakuan bahwa Kristus adalah Tuhan.
Tritunggal adalah sebuah doktrin yang fundamental dan sentral bagi iman
Kristen, miskipun kalimat itu sendiri tidak ditemukan di kitab suci, secara
gamblang di kitab suci. Begitu pula kata-kata ; Tritunggal, pribadi, atau
intisari (esensi). Namun ada sejumlah ayat Akitab yang menyebut Allah, Yesus
dan Roh Kudus, namun sekali lagi
tidak ada ayat yang secara eksplisit
menyebutkan bahwa ketiga pribadi itu adalah Allah Tritunggal, tetapi secara
“tersirat”. Kalau begitu, atas dasar
apa gereja dari segala aliran mengaku bahwa Allah itu Tritunggal? Bagaimana hal
itu bisa terjadi? Soratan paling awal terdapat dalam penciptaan, yaitu tentang
adanya “Roh Allah” (Kej. 1:2) dan penciptaan terjadi melalui Firman (Kej. 1:3). Bentuk jamak dalam kalimat
“Baiklah kita menjadikan,...(Kej. 1:26).
Penggunaan ungkapan Bapa, Anak dan Roh di dalam PL adalah sebagai berikut:
1.
Bapa adalah Tuhan
Allah yang di dalam firman dan karya-Nya menyatakan atau memperkenalkan
diri-Nya sebagai sekutu Israel. Tuhan Allah disebut bapa, sebab Dialah yang
menciptakan Israel, yang menyebabkan Israel hidup sebagai bangsa yang bebas dan
merdeka (Ul. 32: 6; Yes. 64: 8). Dengan nama Bapa ini Tuhan Allah menyatakan
atau memberitahukan kepada Israel, bahwa Ia adalah Penciptanya, Penyelamatnya
dan Pembebasnya.
2.
Sebutan Anak
dikenakan kepada Israel sebagai sekutu Allah untuk menunjukkan, bahwa Israel
harus mentaati Tuhan Allahnya, sebagaimana anak mentaati bapanya. Sebagai anak
Israel harus mempersembahkan seluruh hidupnya bagi kemuliaan Tuhan Allah,
bapanya.
3.
Roh Allah adalah
nafas Allah, atau asas hidup ilahi yang dinyatakan di dalam karya-Nya yang
dinamis. Roh inilah daya penciptaan Tuhan Allah yang menampakkan diri sebagai daya hidup dari Firman Tuhan yang
menciptakan (Maz. 33: 6).
Dalam Perjanjanjian Baru tampak dalam penjelasan Yesus bahwa Ia bukan
bertindak sendiri. Sabdanya “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan
dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang,...(Yoh. 14:10). Kepada pendengar yang
sama , Yesus melanjutkan tentang adanya Roh yang keluar dari Bapa, tetapi yang
diutus oleh Yesus, “jakalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu
Roh kebenaran yang keluar dari bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku” (Yoh.
15:26). Soratan itu kemudian menjadi lebih konkret dalam liturgi yang berasal dari
ucapan Yesus yang bernada Trinitarian, “Baptislah mereka dalam Nama Bapa, Anak
dan Roh Kudus” (Mat. 28:19).
Selain ayat-ayat dan penjelasan di atas, di dalam PB tentang Bapa. Dalam
Doa bapa kami, yang memerintahkan kepada
orang beriman supaya menyebut Tuhan Allah dengan “Bapa kami yang di sorga”
(Mat. 6:9). Hal ini sebenarnya mewujudkan alat penyatan atau alat perkenalan
Tuhan Allah yang benar. Setiap kali sebutan Bapa dipergunakan, tentu menunjuk
kepada kasih Tuhan terhadap umat-Nya, dan sebaliknya juga menuntut kasih dari
umat-Nya. Hal ini tampak di Mat. 6: 26 dst, yang memerintahkan kepada para
orang beriman supaya memandang kepada burung-burung di langit dan bunga bakung
di ladang, yang dipelihara oleh Tuhan Allah, bapa-Nya dengan sempurna. Dari
uraian di atas, pengertian Bapa, jika dikenakan kepada Tuhan Allah, dikenakan
dalam arti dinamis yang menunjukkan
kepada Allah yang aktif dalam Firman dan karya-Nya bagi keselamatan
anak-anak yang dikasihi-Nya.
Pengertian Anak Allah di dalam PB. Menjadi anak Allah di dalam PB, adalah
hak utama dari umat Allah sebagai kesatuan, bukan sebagai individu. Oleh karena
itu menjadi Anak Allah berarti termasuk umat Allah yang baru. Pengangkatan
menjadi Anak Allah adalah tujuan dari karya penyelamatan Tuhan Allah yang besar
itu (Yoh. 12: 1).
Allah Tritunggal, yaitu bahwa Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Natur Ilahi
hidup dalam tiga perbedaan – Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Pemahaman yang salah (Tafsiran yang salah) tentang
Trinitas
a.
Tri-teisme.
Mengajarkan ada tiga
Allah.
b.
Sabellianisme atau
Modalisme. Mereka mengakui Bapa, Anak dan Roh Kudus, namun yang mereka maksud
adalah:
bahwa ketiga-Nya itu hanya sebagai tiga bentuk eksistensi
atau tiga manifestasi dari satu Allah.
c.
Arianisme. Doktrin
Arian berakar pada Tertulian (yang mengajarkan Anak lebih rendah dari Bapa
“dalam esensinya”), yang mengsubordinasikan Anak pada Bapa. Hal ini yang
memimpin pada Arianisme yang menyangkal keilahian Kristus. karena Kristus
dikandung oleh Bapa itu berarti Kristus diciptakan oleh Bapa.
Penjelasan Trinitas
a.
Allah adalah satu
berkaitan dengan esensi. Kesetaraan dalam subtansi dan esensi, sebagai cara
yang tepat untuk menjelaskan Trinitas sebagai “satu dalam esensi”
(Ul. 6:4).
b.
Allah adalah tiga
kaitan dengan Pribadi.
c.
Ketiga Pribadi
memiliki relasi yang berbeda. Bapa tidak dilahirkan dan tidak berasal dari
pribadi manapun; Anak secara kekal berasal dari Bapa (Yoh. 1:18; 3:16,18; 1
Yoh. 4:9).
d.
Tiga Pribadi adalah
setara dalam otoritas.
e.
Bukti Keesaan.
Seperti PL dan PB juga menekankan bahwa hanya ada satu Allah yang benar.
Nats-nats seperti 1 Kor. 8: 4-6; Ef. 4:3-6 dan Yak. 2:19 cukup jelas.
f.
Bukti Ketigaan
-
Bapa diakui sebagai
Allah.
-
Yesus Kristus
diakui sebagai Allah.
g.
Roh Kudus diakui
sebagai Allah.
h.
Bukti
Ketritunggalan. Mat. 28:19, dengan cara yang paling baik, menyatakan baik
keesaan maupun ketigaan dengan menyatukan sepadan ketiga Pribadi itu dan
mengesahkannya di dalam satu nama Tunggal.
Kesimpulan
Trinitas merupakan cara berada Tuhan dalam menolong
(berkarya) dalam hidup manusia. Allah yang satu hadir dalam tiga cara berada, yaitu sebagai Allah Bapa,
Allah Putra, dan Allah Roh. Sebagai Allah Bapa, Ia menciptakan, memelihara, dan memulihkan kita.
Sebagai Allah Putra, Ia mengampuni, mendamaikan, dan menemani kita.
Sebagai Allah Roh, Ia meneduhkan hati kita.
Karakteristik Ketetepan Allah
1.
Ketetapan itu
adalah sebuah rencana yang mengarahkan segala sesuatu.
2.
Ketetapan itu
meliputi segala sesuatu yang dirumuskan sejak kekekalan tetapi dimanifestasikan
dalam waktu.
3.
Ketetapan itu
merupakan rencana yang bijaksana karena Allah yang bijak yang telah
merencanakan apa yang baik. (Rm. 11: 33-36).
4.
Ketetapan itu
sesuai dengan kehendak Allah yang berdaulat, ia melakukan apa yang berkenan kepada-Nya.
Ketetapan
memiliki dua aspek:
-
Kehendak Allah yang
mengarahkan
-
Kehendak Allah yang
mengizinkan.
Tujuan dari
ketetapan itu adalah untuk kemuliaan Allah. Penciptaan dari dunia ini dirancang
untuk menyatakan kemuliaan Allah (Maz. 19:2).
Manisfestasi Ketetapan
1.
Dalam Wilayah
Materi. (lih. Maz. 33: 6-11; Ul. 32:8; Kis. 17;26 –tentang bangsa-bangsa dan
batasan batasan mereka; tentang umur manusia (Ayb. 14:5); dan cara mereka meninggal (Yoh. 21:19; 2 Tim. 4: 6-8).
2.
Dalam Wilayah
sosial. Allah menetapkan keluarga (Kej. 2:18 – pernikahan Mat. 19: 1-9.
3.
Dalam Dosa dan
ketetapan. Allah dapat mengizinkan manusia untuk memanifestasikan yang jahat (Rm.
1:24-28).
Namun demikian, Allah tidak pernah menjadi pemrakarsa dari kejahatan. Ia juga
tidak membujuk manusia untuk berdosa (Yak. 1: 13). Allah dapat secara langsung
mencegah kejahatan (2 Tes. 2:7). Allah dapat mengarahkan perbuatan jahat
manusia untuk melaksanakan tujuan-Nya (Kis. 4: 27-28). Allah tidak membuat
manusia berdosa, namun segala sesuatu berada dalam wilayah rencana kedaulatan
Allah.
4.
Keselamatan dan
Ketetapan. Allah memilih dan menetapkan orang percaya untuk diselamatkan
sebelum, dunia dijadikan (Ef. 1:4-5; 2 Tim. 1:9). Ia memilih orang Yahudi dan
non- yahudi untuk bersatu dalam tubuh Kristus (Ef. 3: 11). Allah memilih orang
percaya untuk diberkati secara individu (Rm. 8:28).
BAB
III
PNEUMATOLOGI : DOKTRIN ROH KUDUS
Kata untuk kata Roh Kudus dalam bhs.
Ibrani ‘ruah’ dan di bhs, Yun. Adalah “pneuma”
yang adalah kata netral. Setiap kata ganti yang dinunakan untuk
menggantikan pneuma sewajarnya adalah netral juga. Namun, para penulis Alkitab
tidak mengikuti pola tata bahasa; melainkan , mereka menggantikannya dengan
kata ganti maskulin yang ditujukan pada Roh Kudus. Penggantian tata bahasa yang
memiliki tujuan kepribadian dari Roh Kudus.
1.
Personalitas
Roh Kudus
a.
Dia memiliki
sifat-sifat dari satu pribadi:
-
Memiliki akal budi,
kecerdasan
-
Pengetahuan
-
Pikiran
-
Emosi
-
Kehendak
b.
Karya-karya-Nya Mengonfirmasikan Personalitas-Nya.
-
Roh Kudus Mengajar
-
Roh Kudus Bersaksi
-
Roh Kudus
membimbing
-
Roh Kudus
meyakinkan
-
Roh Kudus
melahirbarukan
-
Roh Kudus menjadi
pendoa syafaat
-
Roh Kudus
memerintah
c.
Posisi-Nya
Mengofirmasikan Personalitas-Nya
-
Roh Kudus dapat
didukakan
-
Roh Kudus dapat
dihujat
-
Roh Kudus dapat
ditolak
-
Roh Kudus dapat
didustai
-
Roh Kudus dapat
ditaati
2.
Keilahian Roh
Kudus
Keilahian Roh Kudus tidak dapat dipisahkan dari doktrin Trinitas. Suatu
penyangkalan akan salah satu berarti penyangkalan pada yang lainnya,
kepercayaan pada Trinitas mengharuskan suatu kepercayaan pada kelahiran Roh
Kudus. Sebutan Roh Allah membuktikan relasi-nya dengan Bapa dan Putra dan juga
meneguhkan keilahian-Nya. Pada saat Ia disebut Roh Allah hal itu berarti bahwa
ia adalah pribadi Allah yang sejati (lih. 1 Kor. 2:11); pada waktu istilah Roh
Allah digunakan, hal itu menunjuk pada Roh Kudus bukan pada Bapa, demikian
halnya pada waktu istilah Roh Kristus digunakan biasanya menunjuk pada Roh
Kudus.
3.
Atribut – Atribut
Ilahi Roh Kudus
-
Hidup (Rm. 8:2)
-
Mahatahu (1 Kor. 2:10-12)
-
Mahakuasa
(Ayb. 33:4)
-
Mahahadir (Maz.
139: 7-10; Yoh. 14:17)
-
Kekal (Ibr. 9:14)
-
Kekudusan (Mat.
12:32)
-
Kasih (Gal. 5:22)
-
Kebenaran (Yoh.
14:17)
4.
Karya Ilahi Dari
Roh Kudus
Karya Roh
Kudus menyatakan keilahian-Nya:
-
Pencipta (Kej. 1:2)
-
Kelahiran Kristus
(Mat. 1:29)
-
Inspirasi kitab
Suci (2 Pet. 1:21)
-
Regenerasi (Tit.
3:5)
-
Perantara (Rm.
8:26)
-
Penolong
orang-orang kudus (Yoh. 14:16)
5.
Representasi
Roh Kudus
Ada beberapa deskripsi dan penggambaran dari Roh
Kudus di kitab Suci yang secara jelas menggambarkan Pribadi dan karya-Nya.
-
Pakaian
-
Merpati. Pada
baptisan Kristus, Roh Kudus turun “seperti Merpati”
-
Jaminan (2 Kor.
1:22)
-
Api. Pada hari
Pentakosta “lidah api” dibagikan dan tinggal di atas para rasul (Kis. 2:3)
-
Minyak. Minyak
adalah tipologi dari Roh Kudus sebagaimana praktik di PL di mana pengurapan
para imam dan raja-raja merupakan tipologi dari pelayanan Roh Kudus.
-
Meterai. Roh Kudus sebagai
meterai bagi orang percaya (2 Kor. 1:22; Ef. 1: 13; 4:30)
-
Air
-
Angin
6.
Pelayanan Roh Kudus
Dalam PL
-
Regenerasi. Di Yoh.
3 Yesus menjelaskan kelahiran baru (yang melibatkan regenerasi) kepada
Nikodemus, mengingatkan dia bahwa hal-hal itu telah diajarkan di PL.
7.
Roh Kudus Mendiami
Manusia Secara Selektif
Di Yoh. 14:16-17 Yesus mengindikasikan bahwa setelah Pentakosta, Roh Kudus
akan memulai suatu pelayanan baru bagi orang-orang percaya yang tidak sama
dengan yang di PL. Penekanan dari bagian itu adalah pelayanan baru tentang
didiami (kontras dengan Roh Kudus sekedar bersama dengan mereka) dan bersifat
permanen, sedangkan di PL sifatnya selektif dan sementara.
a.
Roh Kudus mendiami
sebagian orang di PL, Yosua (Bil. 27:18), Daud (1 Sam. 16:12-13)
b.
Roh Kudus turun
atas sebaagian orang di PL, atas Otniel (Hak. 6:34); (Hak. 11:29); Simson (Hak.
11:6); dll.
c.
Roh Kudus memenuhi
sebagian orang di PL (Kel.
31: 2-5).
8.
Kemampuan Untuk Melayani
a.
Relasi Roh
Kudus dengan Kristus
Yesaya
bernubuat bahwa Roh Kudus akan tinggal pada Mesias (Yes. 42:1), dan memberikan
hikimat, kekuatan, dan pengetahuan kepada-Nya dalam pelayanan-Nya (Yes. 11:
2-3). Narasi Injil terus menerus mencerminkan kuasa dari Roh Kudus atas Kristus
dalam pelayanan-Nya untuk menggenapi nubuat Yesaya. Hal itu bukan berarti
Kristus tidak memiliki kuasa pada diri-Nya sendiri; Ia memiliki kuasa (Yoh.
10:18)
b.
Kehidupan dan
Pelayanan Kristus
Roh Kudus
mengurapi Kristus (Luk. 4:18) mengindikasikan Kristus diurapi oleh Roh Kudus, saat
pembaptisan-Nya ketika itu Roh Kudus terlihat atas Kristus.
9.
Dosa Melawan
Roh Kudus
Meskipun kitab Suci berbicara tentang dosa melawan Roh Kudus sebagai
memadamkan (1 Tes. 5:19) dan mendukakan (Ef. 4:30), namun menghujat Roh Kudus
yang bisanya ada dalam pikiran kita pada waktu ‘dosa’ melawan Roh Kudus disebut. Dosa melawan Roh Kudus,
inti persoalannya dinyatakan di Mat 12:24. Para pemimpin agama telah mendengar
Kristus mengajar dan telah melihat tanda-tanda mujizat-mujizat-Nya, tetapi
mereka berkata Kristus melakukan mujizat dengan kuasa setan. Dosa melawan Roh
Kudus, Allah telah menyatakan “Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya (Mat.
12:18), tetapi mereka mengatakan ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.
Mereka menyamakan pekerjaan Kristus dengan pekerjaan setan. Dosa melawan Roh itu
adalah final dan tidak terampuni karena mereka telah menyaksikan perkataan dan
pekerjaan Kristus dan telah menolak kesaksian terakhir, kesaksian dari Roh
Kudus (dosa menghujat Roh Kudus sama dengan ketidak percayaan kepada Kristus).
10.
Baptisan
Sebagai Karya Roh
Kudus
Apakah baptisan Roh Kudus itu? Di dalam PB ada beberapa perkataan yang
dipakai untuk menerangkan Baptisan Roh Kudus. : “dibaptis dengan Roh Kudus,
Penuh dengan Roh Kudus, Turunlah Roh Kudus ke atas semua orang, Roh Kudus
dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, Aku mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapaku,
Terimalah Roh Kudus, Kekuasaan dari tempat tinggi, dan Roh Kudus mengurapi. Memang
Roh Kuduslah yang melahirkan kembali orang-orang yang percaya kepada Kristus
(Yoh. 3: 3-5). Orang dibaptis ke dalam tubuh Kristus. Dengan demikian Roh Kudus
ada pada tiap-tiap orang yang sungguh-sungguh percaya akan Tuhan Yesus, akan
tetapi itu bukan berarti bahwa tiap-tiap orang Kristen sudah dibaptis dengan
Roh Kudus. Hal dibaptiskan dengan Roh Kudus kita menerima kuasa untuk hidup
dalam kesucian dan kuasa yang melengkapi
kita untuk melayani Tuhan.
Beberapa
penjelasan:
-
Baptisan Roh Kudus
adalah unik bagi zaman gereja
-
Baptisan Roh Kudus
mencakup semua orang percaya pada saat itu
-
Baptisan Roh Kudus
membawa orang percaya ke dalam persekutuan dengan orang percaya yang lain dalam
tubuh Kristus
-
Baptisan Roh Kudus
membawa orang percaya ke dalam persekutuan dengan
-
Baptisan Roh Kudus
bukan satu pengalaman
-
Baptisan Roh Kudus
dilakukan oleh Roh Kudus, tidak ada dua baptisan oleh Roh Kudus
11.
Penyertaan
Roh Kudus
Sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga ,Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan
menyertai murid-murid-Nya dan orang percaya secara permanen (Yoh. 14:16).
Pernyertaan yang sifatnya permanen ini bukan hanya bagi orang-orang tertentu
saja, tetapi bagi semua orang percaya.
-
Roh Kudus adalah
suatu karunia
-
Roh Kudus diberikan
pada waktu keselamatan
-
Roh Kudus tinggal
pada diri orang percaya secara permanen
-
Pemeteraian Roh
Kudus adalah salah satu dari banyak karya Allah yang ditujukan pada orang
percaya untuk menjamin keselamatan (lih. 2 Kor. 1:22; Ef. 1:13; 4:30)
12.
Karunia-Karunia
Roh Kudus
Definisi singkat dari karunia rohani adalah suatu “pemberian anugerah”.
Definisi yang lebih lengkap adalah ‘pelimpahan Ilahi akan kemampuan khusus
untuk pelayanan atas anggota tubuh. Karunia rohani tidak sama dengan bakat
alamiah, mungkin ada kaitan, tetapi suatu bakat alamiah adalah suatu kemampuan
yang dimiliki seseorang sejak lahir dan kemudian berkembang, sedangkan karunia
rohani diberikan secara supranatural oleh Allah pada saat pertobatan.
13.
Deskripsi Dari Karunia-Karunia Rohani
a.
Rasul. Suatu
perbedaan penting harus dibuat antara karunia dan jabatan Rasul.
Kata rasul berasal dari apo yang berarti ‘dari’, dan
stello yang berarti ‘mengutus’. Jadi seorang rasul adalah seseorang yang
‘diutus dari’. Hal itu menunjuk pada rasul tetapi tidak memiliki jabatan atau
karunia.
b.
Nabi. Karunia
bernubuat disebut di Rm. 12:6 dan 1 Kor. 12:10; Ef. 4:11.
c.
Mukjizat (1 Kor.
12:10,28). Kata mukjizat berarti ‘kuasa’ atau suatu karya dari kuasa.
d.
Kesembuhan ( 1 Kor.
12:9).
e.
Bahasa Bahasa Lidah ( 1 Kor. 12:28).
f.
Penginjilan (Ef.
4:11). Salah satu definisi karunia penginjilan adalah karunia memproklamasikan
kabar baik tentang keselamatan secara efektif.
g.
Pendeta-Pengajar
(Ef. 4:11).
h.
Melayani (Rm.
12:7).
i.
Menolong (1 Kor.
12:28).
j.
Iman (1 Kor. 12:9).
k.
Menasehati (Rm.
12:8).
l.
Membedakan Roh (1
Kor.12:10).
m.
Murah Hati (Rm.
12:8).
n.
Memberi (Rm. 12:8).
o.
Memimpin (Rm. 12:8;
1 Kor. 12:28).
p.
Hikmat (1 Kor.
12:8).
q.
Pengetahuan (1 Kor.
12:8).
14.
Pemenuhan
Oleh Roh Kudus
Dasar dari kepenuhan oleh Roh Kudus di Ef. 5:18 “hendaklah kamu penuh
dengan Roh Kudus”. Arti dari dipenuhi (Yun. Plerousthe) adalah penguasaan. Roh
Allah yang menyertai adalah pribadi yang
harus terus menerus mengontrol dan mendominasi kehidupan.
EFesus 5:18 mengajarkan tiga faktor
tentang konsep dipenuhi oleh Roh Kudus.
-
Hal itu adalah
suatu perintah
-
Adalah bersyarat
-
Adalah berulang
BAB
IV
ANTROPOLOGI DAN
HAMARTIOLOGI
(Doktrin Manusia Dan Dosa)
1.
Antropologi
Kata Antropologi dari kata Yunani (anthropos), yang berarti manusia, dan
logos, yang berarti kata atau pembicaraan. Jadi Antropologi adalah pembicaraan
tentang manusia.
a.
Asal Mula
Manusia
Ada dua pandangan. Pertama, orang Kristen berpendapat asal usul manusia
dari penciptaan oleh Allah, atau semacam penciptaan yang berkembang. Kedua,
Orang non – Kristen yang pada umumnya berpegang pada evolusi ateistik atau
humanistik yang menekankan “materi” yang menyatakan bahwa Allah yang memulai
proses itu dan ia melakukannya melalui proses evolusi. Salah satu bahaya
pandangan ini kalau manusia dari materi, manusia tidak memerlukan Tuhan, tetapi
materi.
Pandangan Alkitab
(Orang Kristen)
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26-27).
Bagian lain dari Alkitab yang relevan dengan pengajaran ini adalah (Kej. 5:1,3)
yang memuat tentang penularan gambar (citra) Adam kepada keturunannya; Kej. 9:6
tentang hukum utama; 1 Kor. 11:7 menyangkut doktrin kekepalaan; Kol. 3:10
mengajar orang percaya mengenakan manusia baru menurut rupa Sang Pencipta.
b.
Bagian Materi Dari
Manusia
Struktur tubuh. Kitab suci membedakan materi (tubuh) dengan non materi
(jiwa/ roh) lih. 2 Kor. 5:1; 1 Tes. 5:23). Kej. 2:7 menunjukkan bahwa tubuh
manusia telah dibentuk dari debu tanah.
-
Tubuh adalah
penjara jiwa
-
Tubuh adalah
satu-satunya bagian dari manusia yang penting
-
Tubuh adalah patner
dari jiwa
-
Tubuh adalah alat
untuk mempermuliakan Allah - tubuh adalah bait Allah (1 Kor. 6:19)
c.
Bagian Non-Materi
Dari Manusia
-
Personalitas
-
Keberadaan Spritual
-
Natur Moral
d.
Komposisi Dari
Bagian Non-Materi Manusia
Ø Pandangan dikotomi. Dikotomi berasal dari kata Yunani
dicha, “dua”, dan temno ‘memotong’. Manusia terdiri dari dua bagian yaitu tubuh
dan jiwa.
Ø Pandangan Trikotomi. Trikotomi berasal dari kata Yunani
tricha, ‘tiga’, dan temno, memotong. Manusia adalah yang terdiri dari tiga
bagian, yaitu tubuh, jiwa dan roh. Jiwa dan roh dikatakan berbeda baik dalam
fungsi maupun subtansinya.
Ø Pandangan Multi-segi.
-
Hati, hati
menjabarkan intelektual (Mat. 15:19-20)
-
Hati nurani. Allah
telah menempatkan pada diri manusia hati nurani sebagai saksi.
-
Akal budi. Akal budi orang tidak percaya telah tercemar
(Rm. 1: 28)
-
Kehendak
2.
Hamartiologi
Definisi dari dosa cukup banyak dalam PL maupun dalam PB. Dosa adalah
pelanggaran, pemberontakan, pelanggaran terhadap hukum Allah, dapat juga
didefinisikan sebagai berlawanan dengan atau menentang karakter Allah (Rm.
3:23). Kata Yunani ‘parabasis’ berarti melewati, melanggar. Dosa adalah
kegagalan untuk selaras dengan standar Allah. Kata Yun. ‘hamartia’ berarti
meleset dari sasaran meninggalkan kebenaran. Jadi hal itu berarti bahwa semua
orang telah meleset dari tanda standar Allah dan terus gagal untuk mencapai
standar itu. Kegagalan untuk melakukan apa yang benar juga dosa (Rm. 14:23).
a.
Asal Mula Dosa
Asal mula dosa dapat didefinisikan sebagai status berdosa dan kondisi di
mana manusia dilahirkan. Hal ini dikatakan
demikian karena
-
Hal itu berasal
dari akar original dari umat manusia (Adam).
-
Hal itu hadir dalam
kehidupan setiap individu dari sejak kelahirannya
-
Hal itu adalah akar
di dalam semua dosa aktual yang mencemarkan kehidupan manusia.
b.
Akibat-Akibat Dosa
-
Mempengaruhi
Tujuan Hidup
-
Mempengaruhi
kehendak
-
Mempengaruhi Tubuh
-
Mempengaruhi orang
lain
-
Doa tidak didengar
oleh Allah (Yes. 59: 2-3)
c.
Provisi
Allah telah membuat provisi yang cukup untuk
menjaga orang Kristen jalan dosa.
-
Firman Allah
-
Pengantaraan
Kristus
-
Didiami Roh Kudus
BAB V
DOKTRIN
MALAIKAT, SETAN DAN IBLIS
Malaikat
Kata malaikat dalam bhs.
Ibr. “malak” ditemukan 103 kali dalam PL. yang berarti “utusan”, ditujukan pada
utusan manusia (1 Raj. 19:2) atau utusan ilahi (Kej. 28:12). Arti dasar dari
kata itu adalah “ia yang diutus”. Sebagai utusan ilahi, malaikat adalah
keberadaan surgawi yang ditugaskan oleh Allah untuk melaksanakan
perintah-perintah tertentu. Dalam PB bhs. Yunani “angelos” muncul 175 kali, namun
kata ini ditujukan untuk manusia 6 kali.
a.
Putra Allah (Ayb.
1:6; 38:7)
b.
Yang Kudus (Maz.
89:5,7)
c.
Tentara (pasukan)
Surgawi (Maz. 89:6,8; 1 Sam. 17:45)
1.
Keberadaan
Malaikat
Keberadaan malaikat secara seragam, disajikan di Kitab suci. Tiga puluh
empat kitab di Alkitab memberikan referensi pada malaikat (17 di PL dan 17
dalam PB). Kepentingan kepercayaan kepada malaikat adalah sehubungan dengan
relasi malaikat dengan Krtistus. Kristus telah dilayani oleh para malaikat
setelah melewati pencobaan (Mat. 4:11). Keberadaan para malaikat berkaitan dengan
kredibilitas dari kesaksian Kristus.
2.
Asal Mula Malaikat
Kita tidak dapat mengetahui kapan Allah menjadikan Malaikat. Dalam Ayb 38:
7, malaikat-malaikat disebut bintang fajar dan anak Allah. Malaikat-malaikat
dijadikan pada saat Ia menciptakan langit dan
Bumi (Kej. 1: 1; Ayb. 38: 4-7), dan mungkin sebelum dunia ini dijadikan.
Di Kol. 1: 16 dikemukakan bahwa mereka itu diciptakan oleh Anak Allah dan Untuk
Dia. Malaikat-malaikat tidak sama dengan manusia, mereka lebih berkuasa dan
lebih berpengetahuan daripada manusia, yaitu manusia dalam keadaannya sekarang
(Maz. 8: 6 ; Ibr. 2: 6-7). Pekerjaan
malaikat, Tuhan memberi suatu tugas kepada malaikat-malaikat, yaitu menolong
melaksanakan kehendak Allah bagi orang-orang saleh, dan juga orang jahat.
3.
Natur Dan Atribut
Malaikat
Malaikat adalah keberadaan yang bersifat roh. Meskipun malaikat dapat
menyatakan diri mereka pada manusia dalam wujud tubuh manusia (Kej. 18:3)
mereka tetap disebut “roh” (Ibr. 1:14), hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak
memiliki tubuh seperti manusia. Jadi, mereka tidak berfungsi seperti manusia
dalam kaitan dengan perkawinan (Mrk. 12:25) mereka juga tidak mati (Luk.
20:36). Malaikat adalah makhluk ciptaan. Kristus menciptakan malaikat supaya
mereka kemudian memuji Dia (Kol. 1:16). Malaikat diciptakan secara serentak
dan tidak terhitung jumlahnya. Malaikat tidak mampu untuk beranakcucu
(Mat.22:20), jumlah mereka tidak berubah. Jumlah mereka dalam penciptaan “beribu-ribu” (Ibr. 12:22). Meskipun Yun.
‘muriasin’ secara harfiah berarti sepuluh ribu, namun di sini berarti “ribuan
yang tidak terhitung” (Why. 5:11), penggunaannya tidak terhitung.
4.
Klasifikasi
Malaikat
-
Para malaikat
berperan sebagai pengusaha pemerintah (Ef. 6:12)
-
Malaikat yang memiliki
tingkatan yang tertinggi (Mikhael)
-
Malaikat yang adalah
individu yang terutama
Ø Mikhael berarti “siapakah yang seperti Allah?
Ø Gabriel (Dan 9:21;
Luk. 1:26), berarti manusia Allah atau Allah adalah kuat
Ø Lucyfer (Yes. 14:12) berarti bersinar atau bintang Fajar
-
Malaikat yang
melayani Allah
Ø Kerub adalah urutan atau kelas tertinggi, yang diciptakan
dengan kuasa dan keindahan yang tidak dapat dikatakan.
Ø Serafin berati “yang dibakar” digambarkan mengelilingi
tahta Allah di Yes. 6:2.
5.
Pelayanan Malaikat
Melayani Allah, yaitu menolong melaksanakan kehendak Allah bagi orang-orang saleh dan juga
orang jahat. Taurat diberikan dengan perantaraan malaikat (Kis. Ras. 7:33; Gal.
3:19; Ibr. 2:2). Kerub mempunyai pelayanan kepada Allah dalam hal
mempertahankan kekudusan Allah; Serafin memiliki pelayanan Allah dalam mengelilingi
takhta Allah di mana mereka melayani kekudusan Allah.Melayani Kristus. Para
malaikat memilikii pelayanan yang signifikan pada Kristus sebelum kelahiran-Nya
sampai kedatangan-Nya yang Kedua. Melayani
orang percaya.
-
Proteksi dalam hal
fisik
-
Pemeliharaan secara
fisik
-
Dorongan
-
Pertunjuk
-
Menolong dalam
jawaban doa
Iblis (Setan)
Eksistensi Setan. Baik PL maupun PB,
meneguhkan realitas dan eksistensi setan. Pada waktu Kej. 3 membahas tentang
ular, ia dikenali sebagai setan dan penghakiman yang diwartakan (Kej. 3:15)
harus ditujukan kepadanya. Bukti di PB untuk eksistensi Setan sangat banyak.
Setiap penulis PB dari sembilan belas kitab membuat referensi tentang dia (lih.
Mat. 4:10;12:26; Mrk. 1:13; 3:23,26; 4:15; Luk. 11:18; 22:3; Yoh. 13:27 dll).
Kristus sendiri membuat referensi tentang setan sebanyak 25 kali.
1.
Asal Mula
Iblis/Setan
Nama tertinggi di antara para malaikat dan penghulu malaikat adalah
“Lucifer” (Yes. 14: 12; Yezh.28:12-14). Tetapi ia menjadi sombong, dan ia ingin sama dengan Allah , ingin
dimuliakan dan disembah. Tindakannya itu bertentangan dengan tujuan penciptaan
(Yes. 43: 7,21; Rm. 9: 5; Kol. 1: 16), sehingga ia dihukum oleh Allah dan Lucifer dilemparkan dari sorga (Yes. 14: 12;
Yezh. 28: 16-17; Why. 12: 9). Allah mencabut nama Lucifer dan memberi nama
baru, yaitu “Setan” di dalam bhs. Yunani “satanas” yang berarti yang menentang
Allah. Ada juga yang memberi nama lain kepada Setan yaitu iblis yang dalam
bahasa Yunani adalah “Diabolos” yang berarti perusak atau pemisah.
2.
Pekerjaan Iblis
Kalau kita teliti Alkitab ada beberapa pekerjaan Iblis/
Setan :
-
Tetap melawan
orang-orang saleh (1 Pet. 5:8; Ayb. 1:7).
-
Iblis penyebab kesakitan dalam dunia ini (Kis. Ras.
10:38; Luk. 13:16).
-
Iblis mempunyai
kuasa maut untuk orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi
Salib Kristus telah mengalahkannya dan membuat Iblis tidak berdaya (Ibr. 2:4;
Kol. 2:15).
-
Iblis mencoba serta
menggoda orang-orang, supaya berdosa (1 Taw. 21:11; Mat. 4: 1-9).
-
Iblis menjerat
manusia ( 1 Tim. 3:7).
-
Iblis membutakan
pikiran manusia supaya jangan percaya Tuhan Yesus (2 Kor. 4: 4).
-
Iblis menaruh
maksud-maksud jahat dalam hati manusia (Yoh. 13: 2; Kis. Ras. 5:3).
-
Iblis menabur lalang di antara bibit yang baik (Mat. 13:
25; Mrk. 4:15).
-
Iblis menyamar
sebagai Malaikat terang (2 Kor. 11: 14-15).
-
Iblis melawan dan
menyerang dan merintangi Hamba-Hamba Allah (Dan. 10:13; Zak. 3:1; Luk. 22:31; 2
Kor. 12: 7; 1 Tes. 2: 18).
-
Iblis mendakwa
saudara-saudara kita, pengikut Yesus (Why. 12: 9-10).
-
Iblis adalah mahluk
yang lebih berkuasa dari “manusia”, tetapi Iblis bukan yang mahakuasa.
-
Iblis tidak ada di mana-mana
tempat, karena kuasa Iblis telah dibatasi dan ia takluk kepada Tuhan Yesus
(Ayb. 1: 10, 12; 2: 67).
-
Dan Iblis/Setan
pada akhirnya akan dilemparkan ke lautan api.
Komentar
Posting Komentar